KEBERSAMAAN disini di-UTAMA-kan

Suasana dalam kamar

Dalam langkahku menjalani kehidupan ini, kutemukan berbagai macam hikmah. Luar biasa sekali, benar Allah telah memberikan segala sesuatuNya untuk kita, makhluk bumi, manusia yang harus selalu berinstropeksi diri, "Nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan ?"

Hiruk pikuk dunia yang hebat di luar sana, sama sekali tak tampak, alias kita tak tahu menahu 'what's happen now in there', ya, sepatutnyalah ku bersyukur, karena situasi boarding school yang seperti inilah yang lebih efektif untuk memfokuskan fikiran dari hiruknya dunia luar.

Sebuah kisah, ini kucatat lagi, mengenai makna kebersamaan disini. Kebersamaan dalam berbagai hal. Kutemukan lagi dan lagi.

Saat itu, malam hari, jam biru bergambar 'minion' dalam kamar asramaku menunjukan keadaan mulai memasuki tengah malam kurang 3 jam 19 menit. Posisiku merebahkan badan terbalik, alias tengkurap, menghadap ke selatan di asrama lantai dua 'hotel'.

Asyiknya diriku berbincang dengan saudaraku dari Kalimantan Barat dan saudaraku dari kota soto Lamongan, berbincang ini dan itu. Tiba2 pintu asrama kami terketuk,

"Te,,,e,,,,,,X"

kata itu terucap diantara bunyi ketukan pintu. Segera ku bergegas membukanya, karena ku tahu dia bukan orang berbahaya yang harus kami 'habisi' alias rampok atau maling gitu, hehehe. Dia salah satu temanku dari kota Pahlawan,

 segeralah masuk, membawa sebuah cangkir coklat besar dengan isi sekitar 150 mL.

"Ayo ngopiii seeek,,!" katanya,

"oiyo, sek, gletak sek," jawabku dengan memposisikan badan bergelimpung di atas kasur empuk berseprai putih.

"Nih, nih, kopi,,." Dia menawariku secangkir kopi sambil menggeser kursi biru beralas gabus empuk khusus buat belajar.

"aku kalo ngopi sering kembung bro,,." Balasku mengubah suhu AC kamar menjadi 20 derajat.

"yaaah, nggak enak ini, kalo ngopi nggak bareng2 iku." Terusnya,

hahaha, dalam hatiku tertawa waktu itu, memang benar-benar, doktrin mengenai kebersamaan melekat, benar-benar melekat. Sampai-sampai ngopi sendirianpun jadi terasa "nggak nyaman". Perlu teman untuk melengkapi dan memeriahkan.

KORSA, itu mengerti apa yang dirasakan oleh teman kita. Bukan hanya teman, melainkan seluruh umat yang berada disekitar kita.