Pengalamanku ketika masih mengadahkan tangan menimba ilmu agama sekitar bulan agustus 2011, masih sangat teringat dibenakku sampai detik ini. Yang ku
ingat adalah sebuah cerita dari guru ngajiku yang sangat mendidik kami
(remaja) yang masih menuntut ilmu dan masih kalangan pelajar. Satu kisah
yang ku ingat.
Terdapat seorang pemuda, yang mendapat sebuah misi untuk berhijrah menuju negeri seberang. Jarak negeri pemuda itu dengan negeri seberang sangatlah jauh, dihubungkan oleh padang pasir luas yang seolah tak berujung. siang yang panas dan malam yang menusuk. Pemuda itu melengkapi perbekalannya, ini dan itu, dia hanya berjalan kaki sendirian waktu itu. berangkat meninggalkan negeri asal menuju negeri seberang menyusuri jalanan pasir tak terbentuk yang hanya bisa memandang melalui pergerakan bintang dan arah matahari untuk mendapatkan arah mata angin yang tepat. Dia berjuang dan berjuang.
Ditengah perjalanan sesuatu terjadi pada dirinya, dia tidak bisa menahan rasa lapar dan haus yang tiba-tiba menyerangnya, hingga akhirnya dia habiskan seluruh perbekalan yang dia miliki sekejap waktu. semua perbekalan habis, dia merasa kenyang, tertidur dan terlelap. Padahal waktu itu mencapai setengah dari perjalanan yang dia tempuh. Hingga keesokkann harinya, dia tersadar, makanannya telah ludes dilahapnya sendiri. Satu dua hari dia mampu bertahan, namun hingga hari ketiga, terasa sangat terik, letih dan lemas karena perbekalan minum dan makanannya habis. Dia sangat haus waktu itu. Sehingga dalam perjalanannya. Pandangan mata birunya pun mulai buram. Fatamorgana serasa berlinang
menggoda iman layak air yang melimpah. Dia mulai berjalan sempoyongan.
Dia sangat membutuhkan air saat ini. Nafasnya mulai melambat, diapun
menghentikan langkahnya., dia jatuhkan dirinya dgn kedua lututnya.
Dia melihat dari kejauhan, seorang menunggangi kuda dari hamparan cahaya pantul fatamorgana., diapun menghampirinya dan penunggang kuda pun juga., diapun langsung bertanya kepada penunggang kuda itu.
"saudara, apakah kau punya air untuk saya minum, ?saya kehabisan bekal saat ini, karena badai tadi"
"ma.af
pemuda, air saya sudah habis saat ini. Saya hanya punya topi besar ini,
, ini ambilah,! semoga bermanfaat" jawab penunggang kuda itu serambi
menyalurkan topi yang dia pakai.
"maaf, saya hanya butuh air., saya
tidak butuh topi usang yang anda pakai. Sekali lagi saya hanya butuh
air., ma.af saya tidak bisa menerima topi itu. " jwb.nya
"baiklah
kalau begitu, hati2lah ,saya akan meneruskan perjalanan berlawanan dgan
arah kamu berjalan,". Penunggang kuda itu pergi dengan topinya yang
tampak berkilau diterik sang surya meskipun sudah usang.
Pemuda itu
akhirnya meneruskan langkah.langkah haus dan lapar., dia mulai berjalan
sempoyongan diatas si pepasir gurun maha luas. Dia memandang ke segala
arah, kalaupun ada seseorang yang bisa memberinya air.
Sekali lagi
dia menemukan seseorang yang tesamar oleh kilau sifatamorgana, terlihat
olehnya orang trsebut mengendarai unta berpunuh ganda. Diapun
menghampirinya dan langsung bertanya.
"saudara, tidakkah kau mengasihaniku, sya sangat haus, saya sangat butuh air., bolehkah aku minta sedikit air darimu?"
"ma.af
pemuda, air yang saya miliki sudah habis, saya berikan kepada hewan2
gurun yang tadi juga membuthkan air., sekarang yang saya miliki untuk
anda hanya sepasang terompah (sepatu dari kulit hewan). Milikilah ini,
mungkin nanti bisa bermanfaat!" balas penunggang unta sambil melepas
terompah kanannya.
"ma.af saudara, saya hanya butuh air, dan saya tidak membutuhkan terompah kusut yang anda pakai
"maaf saudara, saya hanya butuh air, dan saya tidak membutuhkan terompah
kusut yang anda pakai saat ini, sekali lagi saya ulangi saya hanya
butuh air., dan maaf saya tidak bisa menerima teropah anda!" jawabnya.
"baiklah
pemuda, kalau begitu saya akan melanjutkan perjalanan berlawanan arah
dgan arah kamu berjalan, berhati.hatilah.!" balaspenunggang unta serambi melanjutkan langkah unta.nya yang nampak sehat.
Pemuda
itu masih mencoba bertahan dengan keadaannya saat ini., pandangannya
semakin buram meskipun masih bisa melihat, langkahnya mulai tak karuan
mengarungi hamparan pasir gurun yang panas. Dia hampir tak tahan
kepanasan. Dia terus mencari apapun yang bisa mengurangi rasa hausnya.
Dia pandang sudut demi sudut hamparan pasir.
Tampak dari kejauhan
rerimbun pepohonan mengangah diantara silau fatamorgana, itu adalah
oasis sumber mata air yang muncul ditengah padang pasir. Dia menghampiri
oasis itu dengan semangat.
Sesampainya di sana, ternyata oasis
dijaga oleh pengawal2 dari sebuah kerajaan besar negara tetangga.,
pemuda itu tidak boleh masuk. Dan yang boleh memasuki area oasis ini
hanya orang yang menunjukkan hawa suruan kerajaan, yakni dengan memakai
topi dan terompah., (jadi yg bleh masuk hx org yg memakai topi dan
terompah).
Diapun menyesal dalam hatinya,
"mengapa aku tadi tidak menerima topi dan terompah yang ditawarkan. !" diapun baru menyadari akan hal itu.
Oasis
tiada boleh dimasuki olehnya. Dia melangkah pergi meninggalkan oasis,
menuju gurun yang teriknya masih belum usai., dia mulai sekarat
kepanasan dehidrasi. Diapun terjatuh dan terguling, matanya perlahan
memejam."aku sudah tidak kuat" lisanya berucap. Diapun akhirnya tertidur
dihamparan gurun pasir sampai tiada tahu kapan dia bangun."
itulah pengalaman cerita yang q dpt dr guru.q., ddlm.x terkndung makna
1.agar qt tdk menyianyiakn ksmpatn yg ada,
2.qt tetp brsyukur dan sabar.
Yah, kasihan juga pemuda itu, misinya untuk ke negara tetangga telah pupus,,.
Okey, tenang guys jangan terharu., ini baru season 3. Terimksh tlah membca
^_^
Komentar
Posting Komentar