02 Desember 2017, Pesawat kami landing di
Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan. Saya bersama
15 orang lainnya, menginjakkan langkah pertama di garbarata Bandara ini. 15
Orang itu, namanya : Etie, Tyas, Phian, Ikrar, Fajar, Ali, Bima, Todung, Dika, Mei,
Dona, Rijak, Ghani, Danty dan Ficka.
Pilihan orang tua memang luar biasa, hingga
ku disini, dipertemukan dengan kawan kawan yang luar biasa. Melalui proses,
bareng bareng menjalani kedewasaan. Suka duka, susah seneng, dijalani semuanya.
Sampai akhirnya hamper semua dari kami mulai bertemu dengan pendamping hidup
masing masing.
Setiap individu, pastinya menjadi tokoh utama
kisahnya kan, kujalani, kutulis, dalam goresan jemari kisah ini. Hingga dipertemukan
ku dengan seorang yang akhirnya kutulis sebagai, “Kejora”, ya Kejora, sang
bintang fajar dan senja. Venus. Kenapa bisa ? Hanya hatiku saja yang merasakan.
Diantara bintang bintang, ada satu bintang tuh yang paling terang dan indah menghiasi
saat senja dan fajar. Kadang, saat
goresan itu dibaca dan dibahas, Sering aku ‘tertawa’, iya, tertawa, tapi air
mata menggenang dalam hati karena ingat sebab kisah didalamnya aku mengingat
alm. Bapak. Tapi tak apa, Itulah kenangan.
Menatap langit langit kosan Wiyata 3 di Kamar
Paling gede saat malam hari, rebahan, memandang lampu dan bercerita banyak hal.
Saling mengoreksi kekurangan diri, kemudian sama sama memotivasi dengan solusi.
Terbuka dan to the point. Blak blak an, tentang keluarga, keinginan kedepan dan
jalanan kisah hidup di masa lampau. Sharing. Yang paling berkesan adalah, maaf,
maaf dengan tulus. Maaf dengan segala kerendahan hati. Maaf yang bahkan diriku
ini mungkin belum bisa melakukannya dengan sebaik itu. Itulah, kejora.
Akhirnya, sampailah pada titik buku biru
memulai merajut tinta. Mengukir dalam berbagai kata dengan tulisannya dan lipatan
burung kertas sebelum kita berpisah komplek kosan pada 2018 akhir. Sama persis,
seperi halaman halaman sebelumnya, sebagai bukti bahwa kenangan ini masih ada
dan insyaAllah akan selalu ada.
Ah, Waktu berlalu dan berlalu sangat cepat
hingga tulisan ini kubuat pada 4 Agustus 2023, tepat satu jam setelah kawanku
lepas landas. Mengarungi awan menuju asal tempat dia tumbuh dan kini kembali
merajut kisah disana. Makassar.
BAHAGIA BERKAH SELALU MY BRADER.
Komentar
Posting Komentar