Assalamualaikum sobat, bagaimana kabarnya hari ini ? Semoga sobat semua selalu dalam keadaan sehat selalu, dalam keadaan bahagia selalu. Sobat, Mungkin dari sobatku semua ada yang bertanya, Sebenarnya setelah lulus dari Politeknik Penerbangan, apakah langsung diterima di tempat kerja ? Sebenarnya lulusan Poltekbang, benar benar prospek gak sih ? Mungkin untuk membantu menjawab pertanyaan dan uneg uneg sobat, saya akan sharing mengenai pengalaman saya setelah lulus dari Salah satu Politeknik Penerbangan di Indonesia. Semoga pengalaman saya bisa membantu menjawab pertanyaan di atas. Apa itu Politeknik Penerbangan Sobat, Politeknik Penerbangan merupakan perguruan tinggi kedinasan yang bernaung di bawah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan berbasis vokasi dan akademik teknik dalam bidang teknik dan keselamatan penerbangan. Di Indonesia, terdapat 6 Politeknik Penerbangan di bawah naungan Kementerian Perhubungan yaitu Poltekbang Jayapura, Poltekbang S...
"I never ever, marah sama orang itu saya gak pernah".
Pada tulisan ini saya tidak menyebutkan nama beliau dan tidak memasang foto tentang beliau, karena beliau tidak mau, tapi jika beliau baca tulisan ini, saya harap beliau mengerti, bahwa ini adalah salah satu kisah yang begitu sangat berharga bagi saya, meskipun mungkin tidak untuk beliau. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada beliau, semoga tulisan ini bermanfaat, untuk saya maupun semua.
Mentari sudah menunjukkan keredupannya, menuju ke arah ufuk timur dan memasuki waktu senja. Senja yang berbeda dengan biasanya. Senja yang bersua. Oh, waktu itu 2 Oktober 2024, menuju 17 hari diri ini ke usia 30 tahun. Diri ini diberi kesempatan oleh Allah SWT, bercengkerama barang sebentar dengan seorang saudara yang benar-benar luas, luas bak lautan, yang benar-benar berbinar, berbinar bak sinar rembulan yang menawan, yang benar-benar tenang, selalu tenang bak hamparan danau tanpa angin. MasyaAlloh tabarokallah.
Bersyukur diri ini dipertemukan dengan beliau, yang selalu berusaha mengerti apa yang dirasakan orang lain. Selalu mengkiaskan diri ini, "Jika kamu menjadi dia, kira kira apa yang akan kamu lakukan ?" atau "Gimana kalau kamu alami ini dan itu seperti dia ?".
Waktu itu sekitar pukul 18.00 WITA, saya dengan beliau, duduk di ujung lorong, kursi besi panjang dan beberapa kursi solo. Ada hal yang sangat saya sayangkan, sebuah kesalahan yang diri ini bahkan tidak ekspect bisa kulakukan. Entah beliau tahu atau tidak. Yang jelas sudah tersimpan hingga bertahun tahun sampai aku memberanikan jujur kepada beliau atas kesalahan yang pernah kulakukan.
Beliau duduk dengan gayanya, sesekali scroll reels instagram, sesekali tersenyum. Ah, Saya tidak tega, saya takut beliau kenapa kenapa dalam pikirannya. Apalah daya, sebelum saya berusia 30 tahun ini, saya ingin bertaubat, mengakui kesalahan baik kepada Nya maupun kepada sesama, salah satunya kepadanya. Kupasrahkan diri ini pada Alloh, saya ingin berkata jujur kepada beliau.
Dengan berdebar, kuberanikan diri ini mengambil segelas air hangat, duduk agak di kursi yang masih ada jarak dengannya.
"Saudaraku, aku mau minta maaf, aku bener bener mau minta maaf, perihal kesalahan yang mungkin kamu gak expect aku pernah melakukannya, aku pernah begini dan begitu waktu kemaren kemaren."
ahh, kalimat sebenarnya tidak begini, aku tidak bisa mengungkapkan dengan kata kata atas apa yang pernah kulakukan, dan diri ini sesak, mau ngomong ini pun seperti berat sekali. Aku benar benar merasa drop, pandanganku agak kabur, tapi kuberusaha memastikan wajahnya, arah cahaya matanya, gerakan tubuhnya, reaksinya.
Beliau menyisihkan telfon genggamnya, beralih mengalihkan wajahnya ke diriku, dengan senyumnya,
"Aku, gak pernah mas Dik, marah sama seseorang itu gak pernah."
Aku mendekat ke beliau yang sedang duduk, ku agak bersungkem, meraih tangannya dan
"Ya Alloh bang, terimakasih banyak ya bang, aku minta maaf banget bang, sudah lama ini terjadi tapi aku baru minta maaf"
"Jangan begini mas Dik, jadi malu nanti kalo dilihat orang kan,"
Aku sangat bergetar, aku tidak bisa mengendalikan diriku, meskipun aku sudah tahu resikonya, entah resiko beliau akan marah atau beliau akan merelakan, tapi yang jelas, disini, beliau sangat bijaksana. Bicaranya, refleknya, bawaannya tenang. MasyaAlloh tabarokallah. Terimakasih Gusti, engkau telah mempertemukan diri ini dengan beliau.
Sekarang saya menulis pukul 10.16 WITA di meja komputer dekat acepresso 18 Desember 2024. Everything, mataku masih berkaca kaca jika mengingat hal ini. Alloh, Engkau sangat Baik. Jadikanlah beliau menjadi sosok yang terhormat, tauladan yang baik, sosok yang sukses kelak dunia akhirat. Saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan beliau.
Beliau melanjutkan pembicaraan, kenapa kah mas Dik bisa begitu dan begini, namun sayang, obrolan kami terhenti karena saya ada tugas dari atasan, dan belum berlanjut sampai saat ini karena kesibukan kami masing masing. Semoga, semoga suatu saat nanti, Allah berikan waktu lagi kami bercengkerama.
Alhamdulillah, saya edit tulisan ini dan berlanjut sampai beliau kutawari bahwa aku menulis dan memasang foto ya di kisah ini, beliau menolak.
"Yang lain saja lah mas Dik, jangan aku."
Yess it s oke, saya tidak menunjukkan apapun tentang identitas beliau.
Tapi yang jelas, saya sangat bangga, sangat berterimakasih kepada beliau yang telah memberikan keikhlasan, nasihat dan dukungan.
"Ya, mengenai hal itu, coba tanyakan kepada dirimu sendiri, kenapa kok kamu bisa begitu,"
Alhamdulillah,
Saya menulis ini tanggal 4 Februari melalui aplikasi Blogger, pukul 01.04 WITA di kamar, saat Bunda Arfinda, Raihan, Rihana sedang tertidur pulas.
Yess, saya berusaha sangat keras, dan ITS work, saya mencoba terus untuk membatasi diri melakukan hal bodoh. Hampir mau sebulan semenjak beliau mengatakan hal itu memberi dukungan untukku, 6 Januari malam, di tempat yang sama.
Aku tahu masa laluku, aku tahu kenapa aku menjadi seperti ini, dan aku Alhamdulillah, merasa jauh lebih baik.
Mindfullness.
Terimakasih saudaraku, meskipun aku belum melihatmu menatapku seperti sedia kala, tapi kebaikanmu atas ikhlas, support dan nasihat untukku, sangat sangat berarti bagiku.
Doaku tetap sama untukmu saudaraku, doa terbaik untukmu.
Komentar
Posting Komentar