PENTINGNYA RESTU ORANGTUA (Pengalaman Pribadi, bimbang pilih SNMPTN BIDIKMISI atau SEKOLAH KEDINASAN ? Semoga bermanfaat)
Assalamualaikum sobat ? Bagaimana kabarnya hari ini, semoga sobatku semua beserta keluarga selalu dalam keadaan sehat. Aamiin. Sobat, Orangtua merupakan dua orang yang sangat penting dalam kehidupan kita. Orang tua dengan penuh kasih dan sayangnya telah membesarkan kita, melatih kita untuk belajar dan belajar hingga kita mampu berdiri seperti saat ini.
Pasti sobat sudah pernah mendengarkan sebuah Nasihat, bahwa
“RIDHA ALLAH ADA PADA RIDHA ORANGTUA DAN KEMURKAAN ALLAH ADA
PADA KEMURKAAN ORANGTUA”
Dalam artikel ini saya akan menceritakan pengalaman saya
yang tidak pernah bisa lepas dari keterlibatan orangtua, terutama ridho mereka.
BIMBANG DALAM MEMILIH UNIVERSITAS SAAT SNMPTN
Alhamdulillah, sebelum saya lulus SMA tahun 2013, saya telah mengurus
persyaratan administrasi untuk mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri) jalur Bidik Misi. Persyaratannya lumayan banyak, hingga
terkumpul satu map merah yang didalamnya sudah terisi salinan fotocopy berkas
berkas sampai setebal 2 cm. Setelah semua berkas terkumpul, ada satu hal yang
membuatku bingung untuk memilih. Yaitu, Program Studi apa yang akan saya ambil.
Saya sangat hobi dengan ilmu astronomi selain itu juga hobi dengan ilmu
geologi. Sehingga pilihan yang saya ambil awalnya adalah prodi astronomi di ITB
(Institut Teknologi Bandung) dan selanjutnya adalah di prodi Pendidikan
Geografi di Universitas Negeri Surabaya. Namun satu hal yang kurang, adalah
diskusi dengan orangtua. Karena pada titik pilihan program studi ini pasti akan
mengubah jalan kehidupan saya selamanya.
BACA JUGA
PENGALAMAN DITERIMA SNMPTN BIDIKMISI UNESA (UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA)
Akhirnya saya diskusikanlah dengan orangtua saya. Waktu itu
Bapak masih sehat dan disana juga ada ibuk. Bapak merestui saja pilihan prodi
yang saya pilih. Namun ibuk kurang setuju jika saya memilih ITB (Institut Teknologi Bandung) di salah satu
pilihan. Alasannya karena di Bandung itu jauh. Kalau mau pulang itu lama di
perjalanan. Ibuk menyarankan supaya saya memilih unesa di pilihan kampus
pertama dan kampus kedua terserah, yang penting tidak di bandung. Kenapa di
unesa ? karena Unesa dulu adalah tempat kuliahnya kakakku. Dua kakakku kuliah
di unesa. Selain itu di Surabaya juga banyak saudara. Jadi ibuk tidak begitu
khawatir. Tapi memang jika dilihat dari passing grade di ITB, hampir semua jurusan di ITB passing grade-nya gak ada nih yang sesuai sama nilai rapor ku yang ala ala rempahan rengginang, hehehe.
Oke, akhirnya saya pilih Prodi Pendidikan Fisika di Unesa
(Universitas Negeri Surabaya) dan Prodi Pendidikan Fisika di UNY (Universitas
Negeri Yogyakarta). Dan pilihan ini disetujui oleh kedua orangtua. Alhamdulillah.
Kenapa fisika ? Hal ini juga tidak jauh dengan ilmu
astronomi, jadi saya berharap akan mendapatkan pengetahuan lebih tentang
astronomi di Fisika.
Kenapa kok pendidikan ? Hal ini karena saat kelas 12 saya
sempat membantu mengajar mengenai Olimpiade Astronomi ke adek adek SMA, bahkan sampai mereka lolos di seleksi kabupaten dan ikut di seleksi provinsi. Sehingga menurut saya, mungkin konsep pendidikan akan cocok dengan pashion saya.
Kenapa UNY ? Nah kalo ini, karena saya pernah main ke UNY
dan bertemu dengan seseorang yang begitu ramah disana. Mungkin bisa bertemu
lagi dengan Beliau jika saya diterima di UNY.
Finally, ketika pengumuman, saya akhirnya masuk di Prodi
Pendidikan Fisika Universitas Negeri Surabaya. Alhamdulillah, Bidikmisi.
BACA JUGA
PENGALAMAN MASUK BIDIKMISI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
BIMBANG SAAT MEMILIH LANJUT ATAU PINDAH
Satu semester berjalan di UNESA, kebimbangan muncul. Tiba
tiba ibuk menyarankan untuk coba seleksi penerimaan calon taruna perhubungan ke
ATKP Surabaya (Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan) sekarang namanya
Poltekbang Surabaya. Ibuk bilang, kalo rejeki gak kemana, insyaAllah
dilancarkan. Saya sebenarnya kurang begitu yakin nih, karena menurut saya, di
UNESA sudah enak. Kuliah udah gratis, dapat uang saku dari Kemendikbud setiap
satu semester, selain itu saya juga ada job sampingan jadi guru les privat, dan
itu semua uda cukup bahkan lebih untuk biaya hidup selama ini. Sebenarnya itu
sudah mandiri banget. Kalo pindah ATKP, pastinya nanti kuliah disana harus bayar,
pendidikannya semi militer, saya ini tubuh cungkring tak berdaya, mau masuk akademi
semi militer kayak gitu. Gak bayangin, lari nanti paling belakang gimana coba,
eh eh ketinggalan kereta mas ? hehehe.
Tapi, ya tak bisa menolak, bliau menyarankan “coba dulu,
insyaAllah nanti pasti Allah kasih rejeki meski kita saat ini gak ada biaya”.
Oke, bismillah, Allah yang atur. Saya hanya berusaha semaksimal mungkin.
Tes Tahap 1 Sipencatar waktu itu, alhamdulillah saya lolos.
PENGALAMAN TES TAHAP 1 SIPENCATAR 2014
Lanjut tes tahap 2 Sipencatar. Alhamdulillah lolos lagi.
PENGALAMAN TES TAHAP 2 SIPENCATAR 2014
Akhirnya. Alhamdulillah, jadilah saya dilantik menjadi taruna
di ATKP masuk tahun 2014. Otomatis, bidikmisi saya tinggal ya, les privat saya
tinggal, HMJ saya tinggal, Asrama saya tinggal, dan UNESA saya tinggal. Sedih
sekali saya waktu itu, meninggalkan teman teman seperjuangan OSPEK, Asrama,
teman teman sekelas. Ya sudahlah, namanya bertemu pasti berpisah. Harus semangatin diri sendiri nih.
Kita gak tahu kedepannya bagaimana kan, tapi itulah restu orangtua. Seperti suatu keajaiban dari Allah. Soalnya kan saya ini dulu orangnya cungkring gak suka yang namanya olahraga, lah mau masuk ATKP. Eh, bentar, ngaca dulu deh, haha. Alhamdulillah setelah lulus ATKP saya langsung diterima kerja di Perum LPPNPI. Semoga selalu berkah.
Untuk sobat sekalian, please, terutama yang masih punya
orang tua. Mintalah doa restu dari orangtua sebelum melangkah. Restunya orangtua
itu seperti kunci dari sebuah pintu besar yang menuju ke arah ke kebahagiaan.
Kalian bisa bayangkan, kemungkinan kemungkinan jika saya
tidak menuruti nasihat orangtua kan ?
Semoga tulisan saya ini bermanfaat, selamat melanjutkan
aktivitasnya sobat.
Amaizinh
BalasHapusSemoga bermanfaat sobat :)
Hapus